Spread the love

Tradisi Imlek di Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memproyeksikan bahwa curah hujan akan terjadi dari tanggal 9 hingga 14 Februari 2024 di berbagai wilayah di Indonesia.

Tanggal-tanggal tersebut juga bersamaan dengan perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024.

Perayaan Tahun Baru Imlek memang sering kali disertai dengan cuaca hujan.

Para masyarakat keturunan Tionghoa bahkan berdoa dan mengharapkan turunnya hujan saat perayaan Imlek karena meyakini bahwa hujan yang turun pada saat itu merupakan tanda kehadiran Dewa Hujan yang memberikan berkah bagi bumi.

Di Indonesia, selain memberikan angpao, tradisi memberi hadiah uang ini dari keluarga yang sudah menikah kepada yang belum menikah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya merayakan Tahun Baru Imlek.

Padahal, selain tradisi memberi angpao, terdapat juga berbagai tradisi unik lainnya yang khas dan dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk merayakan Imlek setiap tahunnya.

Tradisi Imlek di Indonesia

Perayaan Imlek di Indonesia adalah gambaran dari kekayaan budaya dan keragaman etnis di Indonesia.

Meskipun berasal dari Tionghoa, perayaan Imlek selalu dirayakan dengan penuh semangat oleh seluruh masyarakat Indonesia, dengan tradisi khas yang membedakannya dari perayaan Imlek di negara lain.

Berikut ini adalah beberapa ragam tradisi Imlek di Indonesia selain pemberian angpao:

1. Barongsai dan Liong

Barongsai dan Liong
Barongsai dan Liong

Barongsai dan liong menjadi simbol perayaan khas Imlek yang berasal dari Tiongkok dan telah merambah ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Pada masa menjelang Imlek atau saat perayaan Imlek, Anda dapat dengan mudah menemukan pertunjukan barongsai atau liong di berbagai tempat umum, mulai dari jalanan hingga pusat perbelanjaan seperti mal.

Selain sebagai hiburan, pertunjukan barongsai dan liong memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa.

Mereka meyakini bahwa tarian barongsai dan liong merupakan ritual yang dapat melindungi warga keturunan Tionghoa dari berbagai ancaman dan bahaya.

2. Sembahyang Bersama dengan Dekorasi Serba Merah

Sembahyang Bersama dengan Dekorasi Serba Merah
Sembahyang Bersama dengan Dekorasi Serba Merah

Di Indonesia, terdapat tradisi unik yang dilakukan setiap Tahun Baru China oleh masyarakat Buddha, yaitu melakukan sembahyang bersama di Klenteng atau Vihara tertua di Jakarta, yaitu Vihara Dharma Bhakti.

Vihara Dharma Bhakti yang terletak di Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, setiap tahunnya menjadi tempat berkumpulnya jemaat Buddha tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari mancanegara untuk melakukan sembahyang bersama menyambut tahun baru.

Pada Tahun Baru Imlek 2024, Vihara ini diharapkan dapat menampung antara 500 hingga 1.000 jemaat untuk melakukan sembahyang bersama kepada Dewi Kwan Im.

Kemeriahan perayaan Imlek di Jakarta terutama terasa di kawasan ini, dengan beragam dekorasi khas Imlek yang seluruhnya berwarna merah tersebar di seluruh penjuru, serta aroma harum hio yang menyelimuti tempat sembahyang.

3. Tradisi Mandi Bersama di Sumur 7 Lubang

Vihara Gayatri di Depok juga memiliki tradisi perayaan Imlek yang sangat unik, yaitu mandi bersama dengan menggunakan air dari tujuh sumur lubang.

Vihara Gayatri dikenal sebagai Vihara yang memiliki tujuh sumur yang memiliki nilai sejarah dan menjadi bagian dari tradisi yang turun-temurun.

Para jemaat yang datang ke Vihara Gayatri tidak hanya melakukan sembahyang, tetapi juga mandi dengan menggunakan air dari tujuh sumur lubang yang dipercaya dapat membawa keberuntungan, rezeki, jodoh, dan bahkan menyembuhkan penyakit.

4. Perang Air (Cian Cui)

Di Riau, perayaan Imlek juga menjadi momen yang sangat meriah.

Salah satu acara yang sangat dinanti adalah Festival Cian Cui yang diselenggarakan oleh masyarakat Riau selama enam hari berturut-turut, dimulai dari sore hari pukul 4 hingga pukul 6 sore.

Festival Cian Cui terkenal dengan tradisi perang air, di mana masyarakat berkumpul di pinggiran jalan untuk saling menyiram dengan menggunakan berbagai media siram, mulai dari pistol air, kantong plastik, hingga balon air.

Tradisi Tahun Baru Cina ini diadakan di Selatpanjang, yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

5. Pawai Tatung Singkawang

Singkawang merupakan kota dengan populasi keturunan Tionghoa terbesar di Indonesia.

Oleh karena itu, Singkawang menjadi tuan rumah bagi perayaan Imlek yang sangat meriah, bahkan diakui di seluruh dunia.

Di Singkawang, terdapat berbagai tradisi perayaan Imlek yang khas, salah satunya adalah pawai Tatung. Tradisi ini melibatkan para seniman debus Singkawang yang dikenal sebagai Tatung, melakukan prosesi keliling kota sambil menampilkan atraksi ekstrem.

Sebelum memulai atraksi, para Tatung diyakini telah dirasuki oleh roh leluhur, yang membuat mereka menjadi kebal dan penuh keberanian.

6. Grebeg Sudiro Surakarta

Grebeg Sudiro adalah sebuah tradisi perayaan Tahun Baru Imlek yang menggabungkan unsur budaya Jawa dan Tionghoa di Sudiroprajan, Surakarta, dengan fokus utama pada karnaval gulungan.

Pada awalnya, tradisi ini hanya diadakan untuk merayakan hari-hari besar dalam agama Islam, seperti Maulid Nabi, Muharram, serta Idul Fitri dan Idul Adha.

Namun, kini Grebeg Sudiro telah menjadi bagian dari acara tahunan di kampung tersebut dan juga diperingati menjelang perayaan Imlek.

7. Tradisi Ketuk Pintu Semarang

Ketuk pintu adalah rangkaian pembuka dari pasar Imlek Semawis yang terkenal di Semarang.

Tradisi ini diadakan setiap tahun untuk menyambut kedatangan Imlek di Klenteng Tay Kek Sie, Gang Lombok, Semarang.

Acara ini menampilkan ragam kegiatan dengan campuran budaya, dimulai dengan tumpeng ala Jawa Islam dan diakhiri dengan sembahyang bersama bagi penganut Tridharma, semuanya diiringi oleh pertunjukan barongsai.

8. Cap Go Meh

Cap Go Meh merupakan perayaan yang dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, menandai akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek.

Perayaan Cap Go Meh diadakan dengan meriah baik melalui prosesi budaya maupun upacara keagamaan sebagai ungkapan rasa syukur dan untuk mengusir kesialan.

Di Bogor, Cap Go Meh sering kali dirayakan dengan mengadakan pawai Imlek.

Pada tradisi penutupan Imlek ini, berbagai budaya Nusantara ditampilkan melalui pawai seni budaya yang dipadukan dengan elemen budaya dan dekorasi khas Imlek.